Sabtu, 01 Februari 2014

TEORI BELAJAR




TEORI BELAJAR 

          
A.   BEHAVIORISTIK

1.  CLASSICAL CONDITIONING  ( PAVLOV )

 Ivan Petrovic Pavlov ( 1849-1936): reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom, serta gerak reflex setelah menerima stimulus dari luar, dengan menggunakan penguatan,penghilangan dan pengembalian spontan.  

2. CONENECTIONISM   ( THORNDIKE )
Edward L. Thorndike ( 1874-1949) : respon yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respon yang tidak benar melemah atau menghilang.Tiga dalilnya adalah : 1. Sebab-akibat ( situasi/hasil yang mnyenangkan yang diperoleh dari respon akan memperkuat hubungan stimulus – respon); 2. Latiahan/pembiasaan ( latihan akan menyempurnakan respon ); 3. Kesiapan ( kondisi yang dianggap mendukung / tidak pemunculan respon). Proses belajar tertentu akan berpengaruh terhadap proses belajar berikutnya.

3. BEHAVIORISM  ( WATSON )
John B. Watson ( 1878-1958 ) : semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa adalah penting, namun hal itu tidak menjelaskan apakah perubahan tersebut terjadi karena proses belajar atau hanya proses pematangan semata, hanya dengan tingkah laku yang dapat dimati maka perubahan yang bakal terjadi sebagai hasil proses belajar dapat diramalkan.  Interaksi stimulus dan respon terhadap berbagai situasi-proses pengkondidian , merupakan proses pengembangan kepribadian seseorang.
4. SYSTEMATIC BEHAVIOUR  ( CLARK HULL )
Clark L. Hull ( 1884-1952) : proses belajar merupakan upaya menumbuhkan kebiasaan dengan penguatan melalui serangkaian percobaan . Disamping itu, proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor lain yang berineraksi langsung terhadap reksi potensial yang timbul.

5.  CONTIGUITY  ( EDWIN R. GUTHRIE )
Edwin R. Guthrie ( 1886-1959) : 1. Proses belajar adalah kombinasi stimulus yang diikuti suatu gerakan , pada saat pengulangan beikutnya cenderung diikuti oleh gerakan tersebut ; 2. Pola stimulus mempunyai keterkaitan dengan respon yang ditimbulkan pertama kali. Belajar dapat dicapai sebagai akumulasi pengulangan. Motivasi, penghargaan, hukuman mempengaruhi elajar secara tidak langsung yang terlihat melalui alas an individu melakukan sesuatu.

6. OPERANT CONDITIONING  ( SKINNER )
B.F. Skinner  :  pemberian penguatan berperan besar untuk memantpkan pemunculan suatu respon yang diharapkan dan juga peran hukuman yang secara umum dapat menghilangkan pemunculan respon yang tidak diharapkan. Pengkondisian suatu respon tergantung pada penguatan yang dilakukan berulang-ulang, dan diberikan sesegera mungkin setelah respon yang benar dimunculkan. Penguatan positif dapat memuculkan respon yang benar, penguatan negatif sering kali memunculkan kecemasan ( anxiety ), sedangkan hukuman dapat menambah penguatan negatif. Belajar menurut Skinner adalah perubahan perilaku yang tercermin dalam kekerapan respon yang merupakan fungsi dari kejadian dalam lingkungan dan kondisi.

B.   KOGNITIF

1.  DISCOVERY LEARNING (  BRUNER )


Jerome S. Bruner ( 1966)  :  belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan ( dengan pendekatan problem solving ). Siswa harus aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru saja. Guru hendaknya menciptakan situasi belajar yang problematic , menstimulus siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa mencari jawabansendiri dan melakukan eksperimen.
a.  Tahap Penerapan Belajar Penemuan.
Stimulus ( pemberian perangsang/stimuli berupa pertanyaan )
Problem statement ( mengidentifikasi masalah )
Data collection ( pengumpulan data )
-  Data processing ( pengolahan data melalui obsevasi, wawancara ,dll)
Verifikasi ( memeriksa kesesuaian  data dengan hipotesis )
Generalisasi ( penarikan kesimpulan )
b.  Proses Kognitif
-  Pemerolehan informasi baru ( melalui membaca, mendengar, melihat-mendengar /audiovisual)
- Transformasi informasi ( mengubah informasi yang didapat dalam bentuk lain sesuai kebutuhan)-  Relevansi dan Ketepatan pengetahuan  ( manfaat informasi yang diterima untuk memecahkan masalah )
c.  Aspek Utama
-  Struktur Mata Pelajaran  ( pembelajaran akan lebih berguna, bermakna dan mudah diingat bila difokuskanpada pemahaman struktur mata pelajaran yang akan dipelajari )
-  Kesiapan untuk Belajar ( pemberian tes awal dan pengalaman tertentu yang berhub unga dengan pengetahuan yang harus dikuasai.
-  Intuisi  ( teknik untuk mengetahui sahihnya suatu formulasi )
-  Motivasi  ( kondisi khusus yang dapat mempengaruhi individu untuk belajar )
d.  Model Penyajian
-  Penyajian Enaktif  ( penyajian melalui tindakan, memilik karakter manipulasi yang tinggi)
-  Penyajian Ikonik  ( serangkaian gambar atau grafik yang menggambarkan suatu konsep )
-  Penyajian Simbolik ( kemampuan memikirkan proposisi dibandigkan objek )

e.  Asumsi Pendekatan
- Perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif orang yang belajar dengan lingkungannya.
-   Orang mengkonstruksikan pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

2.  MEANINGFUL LEARNING  ( AUSUBEL )
David Ausubel ( 1963) : pentingnya mengembangkan potensi kognitif anak melalui proses belajar bermakna ( meaningful learning ) dan belajar verbal. Pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan ( reception ) konsep, ide, prinsip yang dsajikan. Belajar bermaakna adalah belajar disertai pengertian. Informasi baru bisa diterima siswa bila mempunyai kaitan dengan konsep yang sudah ada, atau  juga tidak ada kaitannya sama sekali. Dalam perkembangannya belajar bermakna dapat diterapkan dengan menggunakan peta konsep.

3. CONDITIONS OF LEARNING ( GAGNE )
Robert Gagne ( 1977 ) : belajar bukan merupakan proses tunggal, melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku yang merupakan hasil dari efek kumulatif belajar. Artinya banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Jadi belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru. Lima ragam belajar menurut Gagne :
a.    Informasi verbal : kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label atau nama-nama, fakya, dan bidang pengetahuan yang sudah tersusun.
b.    Keterampilan intelek : kapabilitas yang berupa keterampilan yang membuat seseorang mampu dan berguna di masyarakat.
c.    Keterampilan motorik : kapabilitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmani, termasuk keterampilan yang bersifat sederhana.
d.    Sikap : kapabilitas yang mempengaruhi plihan tentang tindakan mana yang perlu diambil.
e.     Siasat kognitif : kapabilitas yang mengatur bagaimana siswa mengelola belajarnya, seperti mengingat, atau berpikir dalam rangka mengendalikan sesuatu untuk mengatu suatu tindakan.

Model Sembilan Peristiwa Pembelajaran menurut Gagne adalah :  
a.       Membangkitkan perhatian
b.       Memberiahukan tujuan pembelajaranpada siswa
c.       Merangsang ingatan pada materi prasyarat
d.      Menyajikan bahan perangsang
e.        Memberi bimbingan belajar
f.       Menampilkan unjuk kerja
g.      Memberikan umpan balik
h.      Menilai unjuk kerja
i.        Meningkatkan retensi
  
4. COGNITIVE DEVELOPMENT  (  PIAGET )



Jean Piaget : proses perkembangan intelektual anak mulai dari bayi sampai remaja.
a.      Prinsip Perkembangan Intelektual
-          Teori perkembangan intilektual bertujuan untuk menjelaskan mekanisme proses perkembangan individu
-          Perkembangan genetika dalam organism tertentu tidak seluruhnya dipengaruhioleh sifat keturunan dan perubahan lingkungan, tetapi oleh proses interaksi antar organisme dengan lingkungan.
-          Kecerdasan adalah proses adaptasi dengan lingkungan dan membentuk struktur kognitif yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian dengan lingkungannya.
-          Hasil perkembangan intelektual adalah kemampuan berpikir operasi formal
-          Fungsi perkembangan intelektual adalah menghasilkan struktur kognitif yang kuat yang memungkinkan individu bertindak atas lingkungannya dengan berbagai cara.
-          Faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual dalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial, dan proses pengaturan diri.

b.      Proses Perkembangan Intelektual
-          Asimilasi  : proses perpaduan antara informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki.
-          Akomodasi  : penyesuaian struktur internal dengan ciri-ciri tertentu dari situasi khusus yang berupa objek atau kejadian baru.
-          Ekuilibrasi  : pengaturan diri yang berkesinambungan yang memungkinkan seseorang tumbuh, berkembang, dan berubah sementara untuk menjadi lebih seimbang.

c.      Hakikat Pengetahuan dan Bagaimana Membentuknya
-          Pengetahuan bersifat berubah
-          Berfokus pada perbedaan kualitatif dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya
-          Lingkup bidang yang diselidiki
-          Bersifat interdisiplin antardisiplin filsafat, psikologi, dan biologi.

d.      Proses Penyusunan Pengetahuan
-          Pengalaman fisik : pengalaman langsung dengan lingkungan tempat individu mulai mengenal ciri-ciri fisik dari objekyang dijumpainya.
-          Pengalaman logis-matematis : pengalaman yang terjadi saat sifat-sifat fisik dari objek diabstraksikan dan dihubungkan dala kerangka kerja anak melalui pengalaman fisik.

e.       Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
-          Tahap Sensori – motorik  ( 0 – 2 tahun ) : anak mulai mengatur sensorinya dan tindakan-tindakannya. Kemampuan anak untuk mengenal objek secara permanen mulai muncul secara bertahap dan sistematis.
-          Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun ) : anak sudah mempunyai kesadaran akan eksistensi suatu benda yang ada atau biasa ada walaupun benda tersebut sudah tidak dilihat atau didengarnya lagi.
-          Tahap Operasional Konkret ( 7 – 11 tahun ) : anak sudah mulai melakukan operasi, mulai berpikir rasional.
-          Tahap Operasi Formal ( 11 – 15 tahun ) : anak memiliki kemampuan mengkoordinasikan secara berurutan penggunaan kemampuan kognitifnya yaitu menggunakan prinsip-prinsip yang abstrak.

C.   HUMANISTIK

1.  SOCIAL LEARNING  ( BANDURA )
Albert Bndura (  1977 – 1986 ) : Belajar merupakan interaksi segitiga antara lingkungan, faktor personal, dan perilaku.  Enam prinsip Teori Belajar Sosial menurut Bandura antara lain :
a.      Faktor – faktor yang saling menentukan
b.      Kemampuan membuat atau memahami Simbol
c.      Kemampuan berpikir ke depan
d.      Kemampuan untuk seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain
e.       Kemampuan mengatur diri sendiri
f.      Kemampuan berefleksi

2.  ATTRIBUTION  ( WEINER )
Bernard Weiner  : pencarian pengertin merupakan dorongan utama. Atribusi adalah sumber yang kompleks dari informasi tentang hasil dan tindakan mendatang diturunkan dalam bagian dari sebab-sebab teramati dari hasil awal.