Agung Ginyu
Selasa, 27 Juni 2023
Sabtu, 24 Juni 2023
Sabtu, 01 Februari 2014
TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR
A.
BEHAVIORISTIK
1. CLASSICAL CONDITIONING ( PAVLOV )
Ivan Petrovic Pavlov ( 1849-1936): reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom, serta gerak reflex setelah menerima stimulus dari luar, dengan menggunakan penguatan,penghilangan dan pengembalian spontan.
Ivan Petrovic Pavlov ( 1849-1936): reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom, serta gerak reflex setelah menerima stimulus dari luar, dengan menggunakan penguatan,penghilangan dan pengembalian spontan.
2. CONENECTIONISM ( THORNDIKE
)
Edward L. Thorndike ( 1874-1949) : respon yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respon yang tidak benar melemah atau menghilang.Tiga dalilnya adalah : 1. Sebab-akibat ( situasi/hasil yang mnyenangkan yang diperoleh dari respon akan memperkuat hubungan stimulus – respon); 2. Latiahan/pembiasaan ( latihan akan menyempurnakan respon ); 3. Kesiapan ( kondisi yang dianggap mendukung / tidak pemunculan respon). Proses belajar tertentu akan berpengaruh terhadap proses belajar berikutnya.
Edward L. Thorndike ( 1874-1949) : respon yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respon yang tidak benar melemah atau menghilang.Tiga dalilnya adalah : 1. Sebab-akibat ( situasi/hasil yang mnyenangkan yang diperoleh dari respon akan memperkuat hubungan stimulus – respon); 2. Latiahan/pembiasaan ( latihan akan menyempurnakan respon ); 3. Kesiapan ( kondisi yang dianggap mendukung / tidak pemunculan respon). Proses belajar tertentu akan berpengaruh terhadap proses belajar berikutnya.
3. BEHAVIORISM ( WATSON )
John B. Watson ( 1878-1958 ) : semua perubahan mental yang terjadi dalam
benak siswa adalah penting, namun hal itu tidak menjelaskan apakah perubahan
tersebut terjadi karena proses belajar atau hanya proses pematangan semata,
hanya dengan tingkah laku yang dapat dimati maka perubahan yang bakal terjadi
sebagai hasil proses belajar dapat diramalkan.
Interaksi stimulus dan respon terhadap berbagai situasi-proses
pengkondidian , merupakan proses pengembangan kepribadian seseorang.
4. SYSTEMATIC BEHAVIOUR (
CLARK HULL )
Clark L. Hull ( 1884-1952) : proses belajar merupakan upaya menumbuhkan
kebiasaan dengan penguatan melalui serangkaian percobaan . Disamping itu,
proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor lain yang berineraksi langsung
terhadap reksi potensial yang timbul.
5. CONTIGUITY ( EDWIN R. GUTHRIE )
Edwin R. Guthrie ( 1886-1959) : 1. Proses belajar adalah kombinasi
stimulus yang diikuti suatu gerakan , pada saat pengulangan beikutnya cenderung
diikuti oleh gerakan tersebut ; 2. Pola stimulus mempunyai keterkaitan dengan
respon yang ditimbulkan pertama kali. Belajar dapat dicapai sebagai akumulasi
pengulangan. Motivasi, penghargaan, hukuman mempengaruhi elajar secara tidak
langsung yang terlihat melalui alas an individu melakukan sesuatu.
6. OPERANT CONDITIONING (
SKINNER )
B.F. Skinner : pemberian penguatan berperan besar untuk
memantpkan pemunculan suatu respon yang diharapkan dan juga peran hukuman yang
secara umum dapat menghilangkan pemunculan respon yang tidak diharapkan. Pengkondisian
suatu respon tergantung pada penguatan yang dilakukan berulang-ulang, dan
diberikan sesegera mungkin setelah respon yang benar dimunculkan. Penguatan
positif dapat memuculkan respon yang benar, penguatan negatif sering kali
memunculkan kecemasan ( anxiety ), sedangkan hukuman dapat menambah penguatan
negatif. Belajar menurut Skinner adalah perubahan perilaku yang tercermin dalam
kekerapan respon yang merupakan fungsi dari kejadian dalam lingkungan dan
kondisi.
B.
KOGNITIF
1. DISCOVERY LEARNING ( BRUNER )
Jerome S. Bruner ( 1966) : belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui
belajar penemuan ( dengan pendekatan problem
solving ). Siswa harus aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang
ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru saja.
Guru hendaknya menciptakan situasi belajar yang problematic , menstimulus siswa
dengan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa mencari jawabansendiri dan
melakukan eksperimen.
a. Tahap Penerapan Belajar
Penemuan.
- Stimulus
( pemberian perangsang/stimuli berupa pertanyaan )
- Problem
statement ( mengidentifikasi masalah )
- Data
collection ( pengumpulan data )
- Data
processing ( pengolahan data melalui obsevasi, wawancara ,dll)
- Verifikasi
( memeriksa kesesuaian data dengan
hipotesis )
- Generalisasi
( penarikan kesimpulan )
b. Proses Kognitif
- Pemerolehan informasi baru ( melalui membaca,
mendengar, melihat-mendengar /audiovisual)
- Transformasi informasi ( mengubah informasi yang didapat dalam bentuk
lain sesuai kebutuhan)- Relevansi dan
Ketepatan pengetahuan ( manfaat
informasi yang diterima untuk memecahkan masalah )
c. Aspek Utama
- Struktur Mata Pelajaran ( pembelajaran akan lebih berguna, bermakna
dan mudah diingat bila difokuskanpada pemahaman struktur mata pelajaran yang
akan dipelajari )
- Kesiapan untuk Belajar (
pemberian tes awal dan pengalaman tertentu yang berhub unga dengan pengetahuan
yang harus dikuasai.
- Intuisi ( teknik untuk mengetahui sahihnya suatu
formulasi )
- Motivasi ( kondisi khusus yang dapat mempengaruhi
individu untuk belajar )
d.
Model Penyajian
- Penyajian Enaktif ( penyajian melalui tindakan, memilik
karakter manipulasi yang tinggi)
- Penyajian Ikonik ( serangkaian gambar atau grafik yang
menggambarkan suatu konsep )
- Penyajian Simbolik ( kemampuan
memikirkan proposisi dibandigkan objek )
e.
Asumsi Pendekatan
- Perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif orang yang
belajar dengan lingkungannya.
- Orang mengkonstruksikan pengetahuannya
dengan menghubungkan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
2. MEANINGFUL
LEARNING ( AUSUBEL )
David Ausubel ( 1963) : pentingnya
mengembangkan potensi kognitif anak melalui proses belajar bermakna ( meaningful learning ) dan belajar verbal.
Pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan ( reception )
konsep, ide, prinsip yang dsajikan. Belajar bermaakna adalah belajar disertai
pengertian. Informasi baru bisa diterima siswa bila mempunyai kaitan dengan
konsep yang sudah ada, atau juga tidak
ada kaitannya sama sekali. Dalam perkembangannya belajar bermakna dapat
diterapkan dengan menggunakan peta konsep.
3. CONDITIONS OF LEARNING ( GAGNE )
Robert Gagne ( 1977 ) : belajar bukan
merupakan proses tunggal, melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh
pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku yang merupakan hasil dari efek
kumulatif belajar. Artinya banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan
sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Jadi belajar adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan
menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh
kapasitas yang baru. Lima ragam belajar menurut Gagne :
a. Informasi verbal :
kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label atau nama-nama,
fakya, dan bidang pengetahuan yang sudah tersusun.
b. Keterampilan intelek : kapabilitas yang berupa keterampilan yang membuat seseorang mampu dan
berguna di masyarakat.
c. Keterampilan motorik : kapabilitas yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmani, termasuk
keterampilan yang bersifat sederhana.
d. Sikap :
kapabilitas yang mempengaruhi plihan tentang tindakan mana yang perlu diambil.
e. Siasat kognitif :
kapabilitas yang mengatur bagaimana siswa mengelola belajarnya, seperti
mengingat, atau berpikir dalam rangka mengendalikan sesuatu untuk mengatu suatu
tindakan.
Model Sembilan Peristiwa Pembelajaran menurut Gagne adalah :
a.
Membangkitkan perhatian
b.
Memberiahukan tujuan pembelajaranpada siswa
c.
Merangsang ingatan pada materi prasyarat
d.
Menyajikan bahan perangsang
e.
Memberi bimbingan belajar
f.
Menampilkan unjuk kerja
g.
Memberikan umpan balik
h.
Menilai unjuk kerja
i.
Meningkatkan retensi
a. Prinsip Perkembangan Intelektual
-
Teori perkembangan intilektual bertujuan
untuk menjelaskan mekanisme proses perkembangan individu
-
Perkembangan genetika dalam organism tertentu
tidak seluruhnya dipengaruhioleh sifat keturunan dan perubahan lingkungan,
tetapi oleh proses interaksi antar organisme dengan lingkungan.
-
Kecerdasan adalah proses adaptasi dengan
lingkungan dan membentuk struktur kognitif yang diperlukan dalam mengadakan
penyesuaian dengan lingkungannya.
-
Hasil perkembangan intelektual adalah
kemampuan berpikir operasi formal
-
Fungsi perkembangan intelektual adalah
menghasilkan struktur kognitif yang kuat yang memungkinkan individu bertindak
atas lingkungannya dengan berbagai cara.
-
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
intelektual dalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial, dan proses
pengaturan diri.
b. Proses Perkembangan Intelektual
-
Asimilasi :
proses perpaduan antara informasi baru dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki.
-
Akomodasi :
penyesuaian struktur internal dengan ciri-ciri tertentu dari situasi khusus
yang berupa objek atau kejadian baru.
-
Ekuilibrasi : pengaturan
diri yang berkesinambungan yang memungkinkan seseorang tumbuh, berkembang, dan
berubah sementara untuk menjadi lebih seimbang.
c. Hakikat Pengetahuan dan Bagaimana
Membentuknya
-
Pengetahuan bersifat berubah
-
Berfokus pada perbedaan kualitatif dalam
interaksi seseorang dengan lingkungannya
-
Lingkup bidang yang diselidiki
-
Bersifat interdisiplin antardisiplin
filsafat, psikologi, dan biologi.
d. Proses Penyusunan Pengetahuan
-
Pengalaman fisik : pengalaman langsung dengan
lingkungan tempat individu mulai mengenal ciri-ciri fisik dari objekyang
dijumpainya.
-
Pengalaman logis-matematis : pengalaman yang
terjadi saat sifat-sifat fisik dari objek diabstraksikan dan dihubungkan dala
kerangka kerja anak melalui pengalaman fisik.
e. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
-
Tahap Sensori – motorik ( 0 – 2 tahun ) : anak mulai mengatur
sensorinya dan tindakan-tindakannya. Kemampuan anak untuk mengenal objek secara
permanen mulai muncul secara bertahap dan sistematis.
-
Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun ) : anak sudah mempunyai
kesadaran akan eksistensi suatu benda yang ada atau biasa ada walaupun benda
tersebut sudah tidak dilihat atau didengarnya lagi.
-
Tahap Operasional Konkret ( 7 – 11 tahun ) : anak
sudah mulai melakukan operasi, mulai berpikir rasional.
-
Tahap Operasi Formal ( 11 – 15 tahun ) : anak memiliki kemampuan
mengkoordinasikan secara berurutan penggunaan kemampuan kognitifnya yaitu
menggunakan prinsip-prinsip yang abstrak.
C. HUMANISTIK
1. SOCIAL LEARNING ( BANDURA )
Albert Bndura ( 1977 – 1986 ) :
Belajar merupakan interaksi segitiga antara lingkungan, faktor personal, dan
perilaku. Enam prinsip Teori Belajar
Sosial menurut Bandura antara lain :
a.
Faktor – faktor yang saling menentukan
b. Kemampuan membuat atau memahami Simbol
c. Kemampuan berpikir ke depan
d. Kemampuan untuk seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami orang
lain
e. Kemampuan mengatur diri sendiri
f. Kemampuan berefleksi
2. ATTRIBUTION ( WEINER )
Bernard Weiner : pencarian
pengertin merupakan dorongan utama. Atribusi adalah sumber yang kompleks dari
informasi tentang hasil dan tindakan mendatang diturunkan dalam bagian dari sebab-sebab
teramati dari hasil awal.
Langganan:
Postingan (Atom)